Kerangka Teks Nonfiksi | Ekosistem Alami dan Buatan | Notasi Lagu | Materi Kelas V B



    Karangan nonfiksi adalah karangan yang bersifat objektif dan berdasarkan kepada fakta serta kenyataan. 

Sumber ide dari sebuah karangan nonfiksi adalah pengamatan, pengalaman, serta penelitian yang diproses sedemikian rupa sehingga menjadi sikap dan keyakinan. Jadi ketika kita membuat karangan nonfiksi, maka harus terlebih dahulu mengumpulkan bahan dan data untuk memperjelas, membuktikan, dan menggambarkan apa yang ingin kita sampaikan dalam karangan kita tersebut.

Langkah-langkah menyusun karangan nonfiksi :

1. Menentukan tema

Pada umumnya, topik atau tema karangan nonfiksi merupakan judul karangan itu sendiri. Hal ini terjadi karena keseluruhan ide karanganlah yang menjiwai karangan tersebut.

2. Merumuskan tujuan

Tujuan dalam kegiatan mengarang merupakan faktor yang sangat penting, karena menentukan arah, isi, dan jenis karangan.

Arah atau isi karangan nonfiksi sendiri sangat dipengaruhi kadar pengetahuan tentang tema yang dibahas tersebut. Sehingga, perlu dilakukan pengumpulan bahan dan data, kemudian menganalisisnya dengan seksama.

3. Mengumpulkan dan menganalisis data

Kualitas data yang dianalisis dan kecermatan penganalisisannya akan sangat mempengaruhi kualitas karangan nonfiksi tersebut, jadi harus dilakukan dengan sangat serius.

Pengumpulan data bisa dilakukan dengan berbagai cara, misalnya wawancara, membaca buku, survei, diskusi, percobaan, observasi, dan sebagainya.

Hal yang harus diperhatikan dalam tahapan ini adalah pastikan bahwa logikanya teratur, baik kelogisannya maupun susunannya.

4. Menyusun kerangka karangan

Kerangka karangan adalah susunan pikiran utama yang terstruktur kemudian direalisasikan dalam kalimat-kalimat utama.

Menyusun kerangka karangan berarti mengorganisasikan ide dan data yang telah kita kumpulkan. Jadi, penyusunan kerangka karangan harus dilakukan sebelum karangan dibuat, supaya susunan karangan mudah dikembangkan dan utuh.

Bentuk kerangka karangan yang sederhana adalah sebagai berikut:

  1. Pembukaan
  2. Isi
  3. Penutup

5. Menyusun paragraf

Susunlah karangan nonfiksi tersebut dengan kaidah paragraf yang baik, berupa satu kalimat utama dan beberapa kalimat penjelas.



    Ekosistem adalah sebuah proses yang mana pembentukannya merupakan akibat dari adanya interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Interaksi atau hubungan antar komponen biotik dan abiotik tersebut membentuk sebuah habitat yang kemudian dari habitat tersebut tercipta suatu ekositem. 

Pengertian dan Jenis- Jenis Ekosistem Alam

Pengertian dari ekosistem alam adalah ekosistem yang terbentuk tanpa campur tangan dari manusia. Mengapa tanpa campur tangan manusia? hal ini karena ekosistem alam terbentuk oleh proses alam itu sendiri dan memerlukan waktu yang sangat lama. Ekosistem alam dapat dibagi menjadi 2 jenis yakni ekosistem darat dan ekosistem air.

  • Ekosistem darat

Ekosistem darat merupakan suatu ekosistem yang sebagian besar komponennya berada atau berupa daratan. Ekosistem darat dipengaruhi oleh iklim yang menyelimuti daratan tersebut, sehingga masing- masing ekosistem di darat memiliki ciri khasnya tersendiri. Setidaknya terdapat 8 ekosistem darat yang meliputi hutan hujan tropis padang rumput, hutan gugur, tundra, sabana, gurun, karst dan taiga.

  • Ekosistem air

Ekosistem air disebut juga ekosistem akuatik. Ekosistem air dapat diartikan sebagai ekosistem yang sebagian besar komponennya berupa atau berada di perairan. Karena 2 per 3 bumi merupakan perairan, maka bisa dikatakan bahwa ekosistem air adalah ekosistem terbesar di bumi. Seperti halnya ekosistem darat, ekosistem air juga dipengaruhi oleh iklim. Ekosistem akuatik ini terbagi menjadi 2 jenis yakni ekosistem laut dan air tawar.

Contoh Ekosistem Alam

Terdapat beberapa contoh ekosistem alam yang berada di darat maupun di perairan. Berikut adalah penjelasan dari masing- masing contoh ekosistem alam tersebut.

  1. Ekosistem hutan hujan tropis

Contoh ekosistem alam yang pertama adalah ekosistem hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis merupakan salah satu hutan dengan tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi. Hutan ini bersifat heterogen dan berada di daerah yang memiliki curah hujan tinggi. Indonesia memiliki wilayah dengan hutan hujan tropis karena letaknya yang berada di garis khatulistiwa. Ekosistem hutan hujan tropis di Indonesia dihuni oleh berbagai jenis flora dan fauna seperti harimau, bermacam- macam burung, badak dan juga pohon- pohon yang berdaun lebat.

  1. Ekosistem hutan gugur

Contoh ekosistem alam yang kedua yaitu ekosistem hutan gugur. Hutan gugur merupakan jenis hutan yang berada di wilayah dengan 4 kali pergantian musim. Negara- negara yang memiliki 4 musim biasanya berada di wilayah yang beriklim sub tropis. Ciri khas dari ekosistem hutan gugur adalah daun- daun pepohonan di hutan yang berwarna kuning kemerahan. Temperatur udara di hutan gugur cukup rendah. Air di sekitar hutan juga mulai membeku karena peralihan dari musim gugur ke musim dingin. Beberapa satwa yang tinggal di ekosistem hutan gugur adalah hamster, beruang dan satwa- satwa lain yang memiliki kebiasaan hibernasi.

  1. Ekosistem padang rumput

Contoh ekosistem alam yang ketiga yakni ekosistem padang rumput. Ekosistem ini terdiri dari daratan luas dengan tanaman berupa rerumputan. Padang rumput bisa dijumpai di wilayah dengan iklim tropis dan subtropis. Pohon yang tubuh di ekosiste padang rumput merupakan pohon berbatang pendek. Keberadaannya pun tak banyak karena ekosistem ini memang didominasi oleh rumput. Hewan yang mendiami ekosistem ini juga merupakan hewan- hewan pemakan rumput, seperti banteng, jerapah, rusa, zebra serta hewan pemangsa seperti jaguar dan singa.

  1. Ekosistem gurun

Contoh ekosistem alam yang keempat adalah Ekosistem gurun. Gurun merupakan daerah berpasir yang terletak di wilayah dengan temperatur udara sangat tinggi. Suhu udara yang sangat panas diperparah dengan curah hujan sangat rendah. Sangat sulit untuk menemukan keberadaan air di gurun. Karena kondisi tersebut, organisme yang berada di ekosistem gurun merupakan organisme yang tahan terhadap panas dan tidak membutuhkan banyak air. Misalnya,, tumbuhan kaktus, beberapa jenis ular gurun dan juga unta.

  1. Ekosistem tundra

Contoh ekosistem alam selanjutnya adalah ekosistem tundra. Ekosistem tundra adalah kebalikan dari ekosistem gurun. Ekosistem ini hanya berada di wilayah dengan suhu yang sangat rendah seperti benua antartika. Musim dingin yang berlangsung di ekosistem tundra hampir 9 bulan lamanya tanpa ada cahaya matahari yang menyinari ekosistem tersebut. Jenis tanaman yang berada di ekosistem tundra adalah lumut. Sedangkan hewan yang bisa hidup di ekosistem ini adalah beruang kutub, rusa kutub dan bison.

  1. Bioma sabana

Bioma atau hutan sabana hampir mirip seperti ekosistem padang rumput. Bioma ini didominasi oleh rumput dan hanya memiliki sedikit pohon. Perbedaannya adalah bioma sabana hanya ada di wilayah dengan iklim tropis. Beberapa contoh hewan yang berada di bioma sabana adalah macan, gajah, kuda, dan singa.

  1. Bioma taiga

Bioma taiga merupakan salah satu jenis hutan yang berada di wilayah berikli subtropis dan beriklim dingin. Tumbuh- tumbuhan yang hidup di bioma ini adalah pepohonan dengan daun yang berbentuk seperti jarum. Misalnya pohon cemara dan pohon elder. Diantara jenis satwa yang mendiami  hutan taiga yakni serigala dan beruang hitam.

  1. Ekosistem air laut

Ekosistem air laut merupakan contoh dari ekosistem alam yang mana memiliki air dengan konsentrasi garam yang sangat tinggi. Ekosistem air laut dapat dibagi menjadi beberapa ekosistem yang diantaranya yakni ekosistem terumbu karang dan ekosistem pantai. Ekosistem terumbu karang berada di zona laut dangkal yang mana cahaya matahari masih dapat menembus ke dasar laut.  Cahaya matahari tersebut dibutuhkan oleh rumput laut dan terumbu karang untuk berfotosintesis. Sementara itu, ekosistem pantai terletak di tepi laut. Organisme yang berada dalam ekosistem pantai adalah pohon bakau, kepiting dan kerang.

  1. Ekosistem air tawar

Ekosistem air tawar adalah ekosistem air dengan tingkat konsentrasi garam yang rendah. Ekosistem air tawar ini bisa dibagi lagi menjadi beberapa ekosistem seperti ekosistwm danau, ekosistem sungai dan ekosistem rawa. Ekosistem air tawar dihuni oleh ikan- ikan yang hanya hidup di air tawar seperti ikan lele, ikan bandeng, ikan mas dan jenis udang air tawar.

Notasi musik

    Notasi musik adalah sistem penulisan karya musik. Dalam notasi musik, nada dilambangkan oleh not (walaupun kadang istilah nada dan not saling dipertukarkan penggunaannya). Tulisan musik biasa disebut partitur.

    Notasi musik standar saat ini adalah notasi balok, yang didasarkan pada paranada dengan lambang untuk tiap nada menunjukkan durasi dan ketinggian nada tersebut. Tinggi nada digambarkan secara vertikal sedangkan waktu (ritme) digambarkan secara horisontal. Durasi nada ditunjukkan dalam ketukan.

    Terdapat pula bentuk notasi lain, misalnya notasi angka yang juga digunakan di negara-negara Asia, termasuk Indonesia, India, dan Tiongkok.


Notasi balok

Notasi Gregorian awal notasi balok

Notasi Gregorian, ditemukan oleh Paus Agung Gregori pada tahun 590,adalah awal penulisan musik dengan not balok. Namun, Notasi Gregorian belum ada panjang nada (dinyanyikan sesuai perasaan penyanyi) dan masih dengan balok not yang 4 baris.

Gregorian chant.gif

Gambar sebelah: Diambil dari Kyrie eleison (Orbis factor).

Not balok yang sekarang ini telah sempurna sekali untuk musik dibandingkan Notasi Gregorian.

Unsur-unsur notasi balok

Interval not antarspasi (atau antargaris) adalah terts, sedangkan interval antara garis dan spasi adalah sekunde.

Dalam notasi balok, sistem paranada bergaris lima digunakan sebagai dasar. Bersama dengan keterangan mengenai tempo, ketukan, dinamika, dan instrumentasi yang digunakan, not ditempatkan pada paranada dan dibaca dari kiri ke kanan. Durasi nada dilambangkan dengan nilai not yang berbeda-beda, sedangkan tinggi nada dilambangkan dalam posisi not secara vertikal pada paranada. Interval dua not yang dipisahkan satu garis paranada (yaitu berada pada dua spasi yang bersebelahan) seperti digambarkan pada ilustrasi di samping merupakan interval terts, sedangkan interval antara not pada spasi dengan not pada garis adalah interval sekunde. Tanda kunci pada awal paranada menunjukkan tinggi nada yang diwakili oleh garis dan spasi pada paranada tersebut. Pada gambar di samping, kunci-G digunakan, menandakan bahwa garis kedua dari bawah melambangkan nada . Dengan demikian, interval terts pada gambar di samping adalah pasangan nada a1–c2, sedangkan interval sekunde merupakan pasangan nada a1–b1. Not-not yang melambangkan tinggi nada di luar jangkauan kelima garis paranada dapat digambarkan dengan menggunakan garis bantu yang diletakkan di atas atau di bawah paranada.

Contoh penggunaan notasi balok

Penggunaan notasi balok dijelaskan dalam contoh yang diambil dari bagian awal karya Johann Strauss, An der schönen blauen Donau yang disederhanakan 

Bagian awal An der schönen blauen Donau yang disederhanakan.
  1. Di sebelah kiri atas pada awal lagu biasanya ditempatkan petunjuk tempo (yaitu kecepatan lagu), sering kali dalam bahasa Italia, yang di sini menunjukkan "tempo waltz". Selain itu juga terdapat penanda metronom dalam satuan BPM (beats per minute), di sini 142 ketukan per menit.
  2. Tanda birama menunjukkan ritme lagu. Angka di bagian atas tanda birama menunjukkan jumlah ketukan per birama, sedangkan angka di bawah menunjukkan nilai not per ketukan. Tanda birama 3/4 di sini menunjukkan bahwa terdapat tiga ketukan dalam birama, satu ketukan kuat diikuti dua ketukan lemah, dan masing-masing ketukan bernilai not seperempat.
  3. Garis birama merupakan pemisah antarbirama.
  4. Pada bagian awal paranada terdapat kunci-G yang menandakan bahwa garis kedua dari bawah melambangkan nada  (berfrekuensi sekitar 418 Hz).
  5. Tanda mula utama yang di sini terdiri dari dua tanda mula kres pada garis nada c dan f menunjukkan bahwa kedua nada tersebut dinaikkan setengah nada dalam semua oktaf (dimainkan sebagai nada cis dan fis) serta menunjukkan bahwa karya musik bersangkutan bertangga nada D mayor atau B minor.
  6. Not pertama adalah not seperempat dengan nada d1, dengan dinamika (nyaring lembutnya suara) mf (bahasa Italia, mezzo forte: agak nyaring). Dapat dilihat bahwa not tersebut langsung diikuti garis birama walaupun tiga ketuk dalam birama tersebut belum selesai. Dengan demikian, karya ini dimulai bukan dengan ketukan pertama bertekanan, melainkan dengan ketukan ketiga lemah dalam suatu birama pembuka (anacrusis).
  7. Not kedua juga merupakan not seperempat dan bernada d1 yang jatuh pada ketukan pertama dalam birama berikutnya.
  8. Tanda legato menghubungkan not d1 tersebut dengan not fis1 dan a1, menandakan bahwa ketiga not tersebut harus dimainkan secara legato (sambung-menyambung).
  9. Pada birama berikutnya terdapat not setengah bernada a1 berdurasi dua ketukan.
  10. Berikutnya terdapat not seperempat dengan dua kepala not pada posisi nada fis2 dan a2, menandakan bahwa kedua nada tersebut harus dimainkan bersamaan. Di atas not tersebut terdapat tanda staccato, menandakan bahwa not tersebut harus dimainkan secara staccato (terpisah nyata dari not sebelum dan sesudahnya).
  11. Tanda diam seperempat menandakan bahwa tidak ada nada yang dimainkan selama (dalam hal ini) satu ketukan.
  12. Di bawah tiga birama terakhir terdapat tanda decrescendo, menandakan bahwa pada ketiga birama tersebut terdapat perubahan dinamika, yaitu dimainkan makin melembut (dapat juga ditulis decresc. atau dim., diminuendo).


Notasi Angka[sunting | sunting sumber]

Dalam notasi angka, not ditentukan dengan angka 1 (do), 2 (re), 3 (mi), 4 (fa), 5 (sol), 6 (la) dan 7 (si). Angka-angka tersebut menunjukkan tinggi-rendahnya nada. Ada juga angka 0 sebagai tanda diam. Nada 1 tanpa titik merupakan nada dasar. Tanda satu titik di atas not, menunjukkan bahwa not tersebut naik satu oktaf dari nada asli, sedangkan tanda satu titik di bawah not, menunjukkan bahwa not tersebut turun satu oktaf dari nada asli. Nada 1 tanpa garis miring merupakan nada natural. Tanda garis miring silang ke kanan pada not, menunjukkan bahwa not tersebut naik setengah nada dari nada asli (berfungsi seperti tanda kres pada notasi balok), sedangkan tanda garis miring silang ke kiri pada not, menunjukkan bahwa not tersebut turun setengah nada dari nada asli (berfungsi seperti tanda mol pada notasi balok).

Membaca Notasi Angka

Notasi angka 4 suara SATB
  1. Do = G menunjukkan nada dasar lagu tersebut.
  2. 4/4 menunjukkan Tanda birama yang menunjukkan ritme lagu. Angka di bagian atas tanda birama menunjukkan jumlah ketukan per birama, sedangkan angka di bawah menunjukkan nilai not per ketukan. Tanda birama 4/4 di sini menunjukkan bahwa terdapat empat ketukan dalam birama, satu ketukan kuat diikuti tiga ketukan lemah, dan masing-masing ketukan bernilai not seperempat
  3. Tempo = 66 menunjukkan tempo lagu, artinya dalam satu menit ada 66 ketuk.
  4. SATB menunjukkan tipe suara yang menyanyikan baris tersebut.
  5. P berarti 'piano' yang berarti lembut, artinya lagi ini dengan dinamika yang lembut.
  6. Tanda Crescendo yang dilanjutkan dengan tanda decrescendo, menunjukkan ada perubahan dinamika, yakni mengeras, kemudian melembut lagi.
  7. Garis birama yang merupakan pemisah antar birama.


SDK BPK PENABUR CICURUG
KELAS V B
VANITYAS YUNITA HASTUTI, S.Pd.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pembelajaran 5 & 6 | Subtema 2 Temati 1 | Kelas V | SDK BPK PENABUR CICURUG

Tematik 2 G || Subtema 4 || Pembelajaran 5 & 6